Kalau gak salah di sekitar sini ada pondok buat nginap,pondok itu
milik pak samir,namun jarang di tempati,tenang aja..Gue udah kenal
dekat ama orangnya,pak samir selalu minjemin tuh pondok buat di
tempati,santai men,"
Kata kata Pay waktu itu membuat diri kami sedikit bertambah
pede,walaupun hati ini masih di landa kebingungan tak
berkesudahan,namun di tengah kegelapan yang sunyi ini,tiba tiba kami
di kagetkan oleh bunyi,"gdbukk!,"seperti sesuatu yang di jatuhkan dari
ketinggian,suara tersebut berasal dari pinggiran ilalang yang tidak
dapat ku lihat karena terlalu gelap,maklum kami berada di daerah antah
berantah,jangankan penerangan listrik,pemukiman penduduk pun belum
ada.Walaupun terdapat beberapa pondok yang letaknya saling berjauhan
sekali,tetap pondok ini kosong tanpa penghuni,"
awalnya aku tidak terlalu mempedulikan hal itu,aku beserta teman yang
lainnya masih berjalan kaki dengan cuek menyusuri jalan setapak yang
hanya di terangi cahaya dari HP Celuler milik Edo,mulanya kami
berjalan kaki dengan jarak agar berjauhan satu sama lain namun aku
menyadari kalau kami berjalan semakin berhimpitan,karena tegang
dengan suasana dan setelah beberapa meter dari tempat tadi,bunyi benda
jatuh itu kembali terdengar
,"gdbuk!!."dadaku bergetar kencang,saat itu kami saling menatap dan
tanpa berkata mempercepat langkah kami.
Kami tidak dapat berlari dengan cepat,kegelapan malam memaksa kami
untuk terus bersama.
Perjalanan ini menjadi sangat menyebalkan pikirku.
Bagaimana mungkin aku dapat berlari cepat sedangkan jalan yang aku
lalui saja tak kelihatan di tambah lagi terdapat banyak lubang dan
lumpur di sana sini.
Aku harus berhati hati supaya tidak terperosok sampai jatuh.
Kami seperti gerombolan tuna netra yang terjebak di tengah jalan
raya.Berjalan dengan meraba namun harus berhati hati di balik rasa
ketakutan kami,aku sempat melihat sekelebat bayangan dengan memakai
jubah hitam dan topi caping mirip orang orangan sawah yang sedang
berdiri dari balik rimbun ilalang,dia seperti sedang memperhatikan
kami namun teman temanku tidak menyadarinya,pikirku itu hanya
perasaanku atau itu memanglah orang orangan sawah biasa.
,"wah,tuh ada rumah,"ujar Yaya tiba tiba dengan nada sedikit berteriak
,"ya itu dia pondoknya pak samir,"sambung Pay yang mengenali pondok
itu,rasa gentar kamipun berubah jadi saat akhirnya menemukan tempat
beristirahat.Hatiku lega karena akhirnya kami dapat meluruskan badan
untuk beristirahat semalam,saat yang ada di pikiranku bukannya
menemukan lokasi perkemahan rombongan Pramuka,menemukan sebuah pondok
untuk menginap adalah hal yang paling indah saat itu.
Kami masuk menuju teras rumah yang lantainya berserakan dedaunan
kering dan di tumbuhi beberapa tanaman di sekitarnya,akhirnya
keberuntungan berpihak pada kami,bulanpun mulai terang walaupun
cahayanya hanya sedikit memperjelas pandangan.
Entah mengapa mataku masih ingin menatap ke arah tempat orang orangan
sawah yang ku lihat tadi dan sosok itu masih berada di sana,berdiri
layak seperti sedang memperhatikan kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar