Ara memegang perutnya yang perih.Meringkuk dalam gelap,seharian
perutnya belum di isi.Hujan dan petir sudah tenang semenjak pukul
sepuluh malam.Yang tersisa hanyalah hawa dingin.Satu satunya terang
hanyalah cahaya lampu dari atas meja.
Ara mengganti posisi tubuhnya,pikirannya tertuju ke Arya
Karmapala.Airmatanya meleleh,Ara semakin terisak,
sesuatu meniupkan udara di belakang tengkuknya.
,"dingin.
Ara memegang tengkuknya yang terasa sedingin es.
Gadis itu mengusap ngusap tengkuknya tetapi punggung tangannya di tiup
sesuatu.Buru buru dia melepaskan tangannya.Tubuhnya menggigil.Dia
sadar bahwa dia bukan satu satunya makhluk yang bernapas di ruangan
itu.
,"tenanglah!."suara lembut cowok menyapanya.
,"siapa di situ?."desisnya,tak ada jawaban,dia merasa begitu tolol
berkata seperti itu karena hanya dia yang ada di kamar pribadinya.
,"pergi!.pergi!.serunya,Ara berusaha berdiri,menggerakkan
kakinya,bergerak menuju stop kontak lampu
,"byaar!."
cahaya terang menyerbu pupil matanya bersamaan sesosok tubuh dalam
bentuk kabut melayang layang di dekat tempat tidurnya.
Ara ketakutan ketika sesosok tubuh mendekatinya,tubuhnya semakin
nampak ,"ya tuhan tolong aku!."
Pagi menggeliat,matahari menghangatkan hari setelah beberapa pagi
terlena di balik awan.
Ara memandang matahari dari kaca jendela.Pikirannya melayang ke
kejadian tadi malam,Siapa cowok itu?."yang pasti bukan manusia,tapi
tampan banget.Ara menghela napas,bersamaan kedua teman karibnya datang
,"ra..kita berdua udah mutusin kalau ken sudah di likuidasi dari grup
flower four jadi nama grup kita AB flower terdiri dari ara,ana dan
lia,"cerocos Lia,Ara hanya mengangguk
,"kita harus berjanji agar jangan sampai saling berebut cowok
lagi,"tambah Lia,sementara Ana menaikkan sudut bibirnya,kayaknya bau
bau tidak setuju.
,"tapi kalau seganteng kotaro minami bagaimana ya?."tanya Ana
,"he..aku beritahu an,kalau di sini ada yang seganteng kotaro
minami,imposible.Paling tuh mirip gebetannya Si Ken!."seru Lia banter
amat bikin telinga Ana terasa budeg,sambil gelengin kepala,Ana melihat
Ken di sana dengan tampang super gondok
,"he..Jaga mulutmu lia!."teriak Ken
Lia mencibir,Ken tidak terima,dia mendatangi Lia.
,"aku tahu lia,kau menganggap aku salah karena merebut kak arya dari
tangan ara,tapi semua bukan hanya salahku tapi salah ara juga,dia
tidak bisa menjaga kekasihnya sendiri,"jelas Ken,melirik Ara.
Membuat hati gadis cantik ini meratap pilu.
,"oh..ye,nggak usah ngeles kale!."tapi dasar kamunya emang gatel terus
si arya juga gatel!."teriak Lia dengan intonasi meninggi,Ken melotot
tajam pada Lia.
Bensin sudah siap,tinggal korek api saja,tinggal jress terbakar.
Ara menggeleng kepala tanda tak setuju,bersamaan
bu Miranti datang,buru buru keduanya beringsut ke tempat duduk masing
masing dengan gerutuan.
Ara lega tidak terjadi apa apa.
,"buka buku halaman 5,kerjakan soal di papan tulis!,"seru bu Miranti
sambil menulis satu soal di papan tulis.
,"lia,silakan maju ke depan dan jawab soal itu.
Dengan muka nyengir,Lia maju sambil melirik Ken yang mencibir padanya.
Saat ingin menjawab,soal di papan tulis sudah terjawab tanpa Lia
menyentuhkan kapur tulisnya.
Ada kekuatan kasat mata yang mengukir jawaban di atas papan tulis.
Mata Lia melotot,dia ketakutan dan secepat kilat kembali ke bangkunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar