Jarwo membonceng kedua anaknya memakai motor matic yang sekarang lagi
ngetrend walau awalnya salah satu produsen besar motor
ini,mengkhususkan untuk wanita tapi kenyataannya sekarang laki laki
banyak yang memakai,kalau Jarwo membelinya agar mudah membonceng kedua
anaknya,Narmita duduk di belakang sedang Nastiti berdiri di depan.
Kami berencana melihat film dokumenter yang di putar di lapangan
desa,di sponsori produsen handycam dan kamera digital terkenal di
Indonesia, siapa lagi kalau bukan pabrikan SONY.
Tiba di perempatan dekat pasar desa,Jarwo melihat Rindiani,pria ini
buru buru membuang muka,sekilas Jarwo lihat Ani tersinggung,maklum dia
adalah janda Yanuar,teman masa kecilnya sekaligus musuh karena dia
petani sawit cerdas yang berani mendebat Jarwo,seorang sarjana yang di
hormati masyarakat desa apa lagi dia seorang Kepala Sekolah,wajar jika
egonya bicara,tidak mau kalah dengan Yanuar,istrinya cantik
putih,tinggi dan padat berisi kata bapak Jarwo,tapi Jarwo tidak pernah
memandangnya jadi sulit menilai tapi model seperti itu bukan
tipenya,terlalu banyak tonjolan di sana sini.
Malam ini cerah,walau masih bulan sabit,lapangan tengah desa sudah di
padati orang orang,tengah lapangan ada layar putih besar,suasana
seperti ini mengingatkan Jarwo pada layar tancap keliling yang di
gunakan perusahaan rokok untuk menjual dan mempromosikan produknya
beberapa tahun silam waktu Jarwo masih sekolah di Jawa belum mengikuti
bapaknya transmigrasi ke Sumatera.
,"para pengunjung kami akan memutarkan film dokumenter tentang daerah
ini beberapa tahun silam,di ambil tanpa sengaja seorang mahasiswa yang
kuliah kerja nyata waktu itu di desa ini,"
,"pett!,"
lampu di matikan tak berapa lama,layar putih di hiasi gambar hidup
seorang pria membonceng seorang wanita menuju arah penonton,tak berapa
lama dia kembali membawa dua wanita ke arah menjauhi penonton,seorang
wanita keluar dari balik pohon dengan mulutnya mewek,airmatanya
mengalir membasahi kedua pipinya,tapi penonton justru tertawa,ekspresi
mukanya lucu,wanita itu memaki laki laki tadi
,"dasar buaya darat..!,"kucing belang...!,"kadal kebon..!,"aku
moh..karo..kowe!,"
tangannya mengambil sepatu highells yang di pakainya,melemparkan ke
arah laki laki pengendara montor untung tidak kena!,"
,"gedubrak!,"
laki laki itu Jarwo sedang kedua wanita yang di bonceng,pertama adik
kandungnya yang kedua Armina,mantan murid SMP Jarwo waktu dulu,saat
dia masih guru honorer,anaknya pintar,lumayan manis,sebenarnya cinta
Jarwo pernah hampir parkir padanya sayang dia pacaran dulu dengan
kakak kelasnya waktu SMA tapi wanita ketiganya membuat Jarwo seperti
kena sambaran petir
,"glerr..!,"
dia Rindiani,pria menoleh tepat bersamaan Ani menoleh,mereka saling
berpandangan,Jarwo merasa mata Ani indah,menusuk ke ulu hatinya tapi
dia coba tepiskan perasaan itu
,"nggak mungkinlah,aku tertarik model begini!,"
Jarwo membalik muka bersamaan ani juga membalik muka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar