Ara terkejut,selain jajaran kamar kecil,ada Ken di sana,tangannya
terikat di toilet nomer satu.
Dari kejauhan Ara melihat Andini datang dengan cara melayang walau
ketakutan,dia mencoba tenang dan tidak panik.
,"ara..lihat cewek yang telah merebut pacarmu ada di sana,dia sedang
menunggu balas dendammu!,"suara Andini lembut seakan adalah sahabat
baik Ara.
Tiba tiba perasaan dendam yang hinggap di dada Ara membuatnya
memandang Ken dengan tatapan mata penuh kebencian..tapi saat Ara ingat
ucapan Rana.Ada pertarungan dalam hatinya.Antara rasa benci dan cinta.
Ara menghela napas panjang lalu menggeleng pelan,airmata meleleh dari
kedua matanya.
,"enggak an..,putus cinta soal biasa,mungkin arya bukanlah tercipta
untukku,tapi aku yakin tuhan pasti menciptakan seseorang untukku!."
,"ah..ah..ah!."teriak nyaring Andini memecah kesunyian malam,gendang
telinga Ara terasa jebol..,dia menutup kedua telinganya dengan kedua
tangannya.
Angin berhembus kencang membuat daun daun seakan menjerit
pilu..,bersahutan dengan teriakan nyaring arwah Andini.
Tanpa mereka sadari,helaian rambut keluar dari kamar kecil paling
ujung berambat menuju ke arah Ken,perlahan tapi pasti membalut
tubuhnya,Ara hanya bisa memandang penuh ketakutan..Mengikuti ke mana
pangkal rambut itu berada..ternyata dari cermin yang tergantung di
kamar kecil.
,"tidaak!."teriak Ken saat tubuhnya di seret rambut panjang itu menuju
ke arah kamar kecil,Ara sadar dari bengongnya,dia berlari ke arah
Ken.Dia mengambil ranting kayu,memukul mukul rambut itu tapi malah
tangannya mulai di lilit.
mereka berdua di seret menuju bak mandi.
Keduanya tenggelam ke bak mandi antara hidup dan mati.
Saat di dalam air,Ara bertemu arwah prita di dalam air..dia memberi
isyarat ke arah selatan..dalam keadaan genting,tiba tiba Ara ingat
sesuatu..bukannya pangkal rambut itu ada di cermin..dengan sisa sisa
tenaganya,dia mengambil batu di air.Saat rambut itu menariknya ke
atas..Dia melemparkan batu itu ke cermin.
,"pyarr!."
cermin itu pecah berkeping keping..ada wajah Andini marah membias di tembok.
bersamaan rambut itu menarik diri dari tubuh Ken dan Ara,kembali ke
dalam tembok.
Ara segera meraih tangan Ken,menariknya ke atas,dengan bahu membahu
mereka keluar dari bak mandi.
Berlari kencang melewati koridor,menuju lapangan..lewat sudut matanya
dia melirik arwah Andini mengejarnya tapi di hadang arwah Prita.
Ara berhenti sebentar,melihat arwah Prita,mereka saling tersenyum..dia
memberi isyarat Ara agar secepatnya pergi.
Ara segera menarik tangan Ken,mereka cepat cepat membuka pintu pagar
dan pintu itu dengan cepat saat mereka telah keluar dari sekolah.
Ana dan Lia sudah ada di depan sekolah di antar pak Harun dan Pak Ridwan.
Pak Harun menyuruh mereka berdua cepat naik mobil.
,"masuklah..biar mereka berdua menyelesaikan masalahnya!."
Paginya Pak Harun mengajak Pak Ridwan menuju ke kamar kecil setelah
Ara menceritakan kronologis kejadian kemarin,hanya Ara yang dalam
kondisi sehat sementara Ken masuk rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar