Ketika tembok itu di pukul,seperti ada ruang di dalam.
Mereka saling berpandangan.
Pak Ridwan mengambil palu besar di gudang,memukul tembok itu..ketika
tembok runtuh..mereka terkejut,ada kerangka di dalamnya.
,"sekarang jelas sudah dari fenomena gaib yang di alami ara,aku bisa
merangkai cerita,ternyata andini tidak pernah naik kapal yang
kecelakaan itu,justru kembali ke jawa,membawa dendam kesumat kepada
prita,membunuhnya dan arman ganti membunuh andini dan menyimpan
mayatnya di sini,menjadi hantu kamar kecil,"ucap Pak Harun
,"mungkin kematian arman ada hubungannya dengan arwah andini,"timpal pak Ridwan
,"pengkhianatan cinta berujung maut..aku bersyukur ara bisa mengatasi
itu,cinta kedua sahabatnya adalah kekuatan dari kerapuhannya."
AB FLOWER asyik menikmati makanan di kantin sekolah.
,"untung insting aku berbicara,kau pasti di sekolah ini saat kami
mencarimu di rumah pak harun tidak ada..Aku khan yakin setan kamar
kecil pasti tak mau melepaskanmu!."seru Ana berapi api bikin Lia bete
sedang Ara tersenyum.
,"tahu nggak,kalianlah kekuatan aku..mungkin itulah yang tidak di
miliki andini,sahabat baik..,"
suasana berubah haru..mereka saling berpelukan.
Saat itu sesosok tubuh di bawah pohon mangga,dia tersenyum,Ara balas
tersenyum,"ada lelaki rahasia,"gumam Ara Lirih.
Malam minggu ini Ara malas pergi,dia asyik mendengarkan lagu Poppy
Mercury yang berjudul badai asmara,saat ibunya memanggil ada yang
mencarinya.
Ara menatap tak percaya,pada makhluk yang kini duduk di kursi
tamunya.Hatinya berdegup kencang saat cowok itu menatapnya,Ara
membuang muka,tak sanggup memandang cowok masa lalunya ini.Dia
menghela napas sebentar dan memutuskan berani memandang Arya.
,"kak arya!."panggilnya lirih.
,"ra..aku ingin bicara,"ucap Arya memandang lekat Ara.
Dia menyesal karena melepas Ara,ternyata lebih cantik dari Ken..hanya
Ara tertutup,mungkin dia kurang bisa nyelami hati Ara.
,"bicaralah..,"ucap Ara lembut
,"maafin aku ra,"ucap Arya mengacungkan tangannya ke Ara,cewek
keturunan cina ini menyambut tangan itu dengan percaya diri.
,"berakhir jalinan cinta kita ku harap tidak akan memutuskan tali
hubungan antar manusia,"ucap Ara di ikuti anggukan Arya.Mereka saling
tersenyum.
TRANSLATE
Selasa, 03 September 2013
Kesurupan Cinta bag 21(Teratai 3 Hati).
Ara terkejut,selain jajaran kamar kecil,ada Ken di sana,tangannya
terikat di toilet nomer satu.
Dari kejauhan Ara melihat Andini datang dengan cara melayang walau
ketakutan,dia mencoba tenang dan tidak panik.
,"ara..lihat cewek yang telah merebut pacarmu ada di sana,dia sedang
menunggu balas dendammu!,"suara Andini lembut seakan adalah sahabat
baik Ara.
Tiba tiba perasaan dendam yang hinggap di dada Ara membuatnya
memandang Ken dengan tatapan mata penuh kebencian..tapi saat Ara ingat
ucapan Rana.Ada pertarungan dalam hatinya.Antara rasa benci dan cinta.
Ara menghela napas panjang lalu menggeleng pelan,airmata meleleh dari
kedua matanya.
,"enggak an..,putus cinta soal biasa,mungkin arya bukanlah tercipta
untukku,tapi aku yakin tuhan pasti menciptakan seseorang untukku!."
,"ah..ah..ah!."teriak nyaring Andini memecah kesunyian malam,gendang
telinga Ara terasa jebol..,dia menutup kedua telinganya dengan kedua
tangannya.
Angin berhembus kencang membuat daun daun seakan menjerit
pilu..,bersahutan dengan teriakan nyaring arwah Andini.
Tanpa mereka sadari,helaian rambut keluar dari kamar kecil paling
ujung berambat menuju ke arah Ken,perlahan tapi pasti membalut
tubuhnya,Ara hanya bisa memandang penuh ketakutan..Mengikuti ke mana
pangkal rambut itu berada..ternyata dari cermin yang tergantung di
kamar kecil.
,"tidaak!."teriak Ken saat tubuhnya di seret rambut panjang itu menuju
ke arah kamar kecil,Ara sadar dari bengongnya,dia berlari ke arah
Ken.Dia mengambil ranting kayu,memukul mukul rambut itu tapi malah
tangannya mulai di lilit.
mereka berdua di seret menuju bak mandi.
Keduanya tenggelam ke bak mandi antara hidup dan mati.
Saat di dalam air,Ara bertemu arwah prita di dalam air..dia memberi
isyarat ke arah selatan..dalam keadaan genting,tiba tiba Ara ingat
sesuatu..bukannya pangkal rambut itu ada di cermin..dengan sisa sisa
tenaganya,dia mengambil batu di air.Saat rambut itu menariknya ke
atas..Dia melemparkan batu itu ke cermin.
,"pyarr!."
cermin itu pecah berkeping keping..ada wajah Andini marah membias di tembok.
bersamaan rambut itu menarik diri dari tubuh Ken dan Ara,kembali ke
dalam tembok.
Ara segera meraih tangan Ken,menariknya ke atas,dengan bahu membahu
mereka keluar dari bak mandi.
Berlari kencang melewati koridor,menuju lapangan..lewat sudut matanya
dia melirik arwah Andini mengejarnya tapi di hadang arwah Prita.
Ara berhenti sebentar,melihat arwah Prita,mereka saling tersenyum..dia
memberi isyarat Ara agar secepatnya pergi.
Ara segera menarik tangan Ken,mereka cepat cepat membuka pintu pagar
dan pintu itu dengan cepat saat mereka telah keluar dari sekolah.
Ana dan Lia sudah ada di depan sekolah di antar pak Harun dan Pak Ridwan.
Pak Harun menyuruh mereka berdua cepat naik mobil.
,"masuklah..biar mereka berdua menyelesaikan masalahnya!."
Paginya Pak Harun mengajak Pak Ridwan menuju ke kamar kecil setelah
Ara menceritakan kronologis kejadian kemarin,hanya Ara yang dalam
kondisi sehat sementara Ken masuk rumah sakit.
terikat di toilet nomer satu.
Dari kejauhan Ara melihat Andini datang dengan cara melayang walau
ketakutan,dia mencoba tenang dan tidak panik.
,"ara..lihat cewek yang telah merebut pacarmu ada di sana,dia sedang
menunggu balas dendammu!,"suara Andini lembut seakan adalah sahabat
baik Ara.
Tiba tiba perasaan dendam yang hinggap di dada Ara membuatnya
memandang Ken dengan tatapan mata penuh kebencian..tapi saat Ara ingat
ucapan Rana.Ada pertarungan dalam hatinya.Antara rasa benci dan cinta.
Ara menghela napas panjang lalu menggeleng pelan,airmata meleleh dari
kedua matanya.
,"enggak an..,putus cinta soal biasa,mungkin arya bukanlah tercipta
untukku,tapi aku yakin tuhan pasti menciptakan seseorang untukku!."
,"ah..ah..ah!."teriak nyaring Andini memecah kesunyian malam,gendang
telinga Ara terasa jebol..,dia menutup kedua telinganya dengan kedua
tangannya.
Angin berhembus kencang membuat daun daun seakan menjerit
pilu..,bersahutan dengan teriakan nyaring arwah Andini.
Tanpa mereka sadari,helaian rambut keluar dari kamar kecil paling
ujung berambat menuju ke arah Ken,perlahan tapi pasti membalut
tubuhnya,Ara hanya bisa memandang penuh ketakutan..Mengikuti ke mana
pangkal rambut itu berada..ternyata dari cermin yang tergantung di
kamar kecil.
,"tidaak!."teriak Ken saat tubuhnya di seret rambut panjang itu menuju
ke arah kamar kecil,Ara sadar dari bengongnya,dia berlari ke arah
Ken.Dia mengambil ranting kayu,memukul mukul rambut itu tapi malah
tangannya mulai di lilit.
mereka berdua di seret menuju bak mandi.
Keduanya tenggelam ke bak mandi antara hidup dan mati.
Saat di dalam air,Ara bertemu arwah prita di dalam air..dia memberi
isyarat ke arah selatan..dalam keadaan genting,tiba tiba Ara ingat
sesuatu..bukannya pangkal rambut itu ada di cermin..dengan sisa sisa
tenaganya,dia mengambil batu di air.Saat rambut itu menariknya ke
atas..Dia melemparkan batu itu ke cermin.
,"pyarr!."
cermin itu pecah berkeping keping..ada wajah Andini marah membias di tembok.
bersamaan rambut itu menarik diri dari tubuh Ken dan Ara,kembali ke
dalam tembok.
Ara segera meraih tangan Ken,menariknya ke atas,dengan bahu membahu
mereka keluar dari bak mandi.
Berlari kencang melewati koridor,menuju lapangan..lewat sudut matanya
dia melirik arwah Andini mengejarnya tapi di hadang arwah Prita.
Ara berhenti sebentar,melihat arwah Prita,mereka saling tersenyum..dia
memberi isyarat Ara agar secepatnya pergi.
Ara segera menarik tangan Ken,mereka cepat cepat membuka pintu pagar
dan pintu itu dengan cepat saat mereka telah keluar dari sekolah.
Ana dan Lia sudah ada di depan sekolah di antar pak Harun dan Pak Ridwan.
Pak Harun menyuruh mereka berdua cepat naik mobil.
,"masuklah..biar mereka berdua menyelesaikan masalahnya!."
Paginya Pak Harun mengajak Pak Ridwan menuju ke kamar kecil setelah
Ara menceritakan kronologis kejadian kemarin,hanya Ara yang dalam
kondisi sehat sementara Ken masuk rumah sakit.
Kesurupan Cinta bag 20(Teratai 3 Hati).
,"sialan..jangan sekarang!."
desisnya.
Kakinya masih berusaha di gerakkan,dia melambai lambai tangannya dengan panik.
,"ayo..!,"ya tuhan tolong aku,"kepalanya beberapa kali menoleh ke
lapangan,ada Andini sedang berlari menuju ke arahnya,keputusasaan
mengcengkeramnya.
Tiba tiba tanpa di sadarinya Andini sudah ada di belakangnya,dengan
kekuatan dendam dan kebencian..dia mendorong Prita hingga tubuhnya tak
terkendali,melesat cepat ke arah pohon besar yang berada di
depannya,suara benturan keras bersama hembusan angin lalu angin
mereda,hanya tinggal tubuh Prita dengan darah segar mengalir membasahi
batang kulit pohon besar ini dan baju abu abu putih yang di
kenakannya,tangannya menggegam buku harian bertulis namanya.Sementara
itu Andini memandangnya dengan mata sinis campur bahagia karena tuntas
dendam berkarat yang ada di hatinya.Dan saat tetesan darah mulai
menetesi buku harian itu.Andini menyobeknya dan mengacungkan ke atas
membuat air hujan mengguyur darah di atas buku harian itu hingga
kembali putih bersih!."
tiba tiba tubuh Ara tersedot kembali pada pusaran cahaya,kini dia
berada di depan kamar kecil paling ujung tetap dalam kegelapan malam.
Pintu kamar mandi terbuka,di depan bak mandi Andini menangis dengan
sebuah buku harian terbuka.punggungnya terguncang guncang,tiba tiba
Andini terdiam,melekatkan tatapannya pada cermin,ada Arman di
sana..tangannya menggegam sesuatu.
,"pembunuh..kau membunuh prita!."teriak cowok itu,Andini
berbalik,mundur ke belakang,air matanya meleleh
,"kamu jahat..kau pikir aku tidak tahu perbuatanmu,aku di sana,tapi
terlalu jauh hingga aku tak sanggup mencegahnya!."seru cowok itu yang
ketika semakin mendekat, wajahnya ternyata berlumuran darah.
Andini mundur selangkah lagi ke belakang
,"aku menciuminya dan meminta,"prita..jangan mati!."aku seharusnya
menikahinya,"desisnya lirih ,tiba tiba tersungging senyum di wajahnya
membuat Andini ketakutan.
Tiba tiba dia mengayunkan kaca spion yang di pegangnya ke kepala
Andini,darah mengucur dari lukanya.Ara tak kuasa mencegah..Arman
mendorong Andini ke bak mandi tersebut,memegang kepalanya agar tidak
dapat muncul lagi untuk menghirup udara,untuk beberapa detik.. kepala
Andini masih bergerak,lalu diam untuk selamanya dengan kepala berambut
yang mengambang di antara air bercampur merah darah.
Dan kali ini dia memberanikan membuka mata saat ketiga kalinya cahaya
yang menyilaukan pupil matanya itu menyeretnya,tubuhnya lemas,dia
berada kembali di depan kamar kecil dengan pemandangan yang berbeda
karena kini kamar kecilnya sudah berjumlah 5 buah bukan 3 buah seperti
dulu dan tetap kamar kecil itu jadi yang paling ujung.
desisnya.
Kakinya masih berusaha di gerakkan,dia melambai lambai tangannya dengan panik.
,"ayo..!,"ya tuhan tolong aku,"kepalanya beberapa kali menoleh ke
lapangan,ada Andini sedang berlari menuju ke arahnya,keputusasaan
mengcengkeramnya.
Tiba tiba tanpa di sadarinya Andini sudah ada di belakangnya,dengan
kekuatan dendam dan kebencian..dia mendorong Prita hingga tubuhnya tak
terkendali,melesat cepat ke arah pohon besar yang berada di
depannya,suara benturan keras bersama hembusan angin lalu angin
mereda,hanya tinggal tubuh Prita dengan darah segar mengalir membasahi
batang kulit pohon besar ini dan baju abu abu putih yang di
kenakannya,tangannya menggegam buku harian bertulis namanya.Sementara
itu Andini memandangnya dengan mata sinis campur bahagia karena tuntas
dendam berkarat yang ada di hatinya.Dan saat tetesan darah mulai
menetesi buku harian itu.Andini menyobeknya dan mengacungkan ke atas
membuat air hujan mengguyur darah di atas buku harian itu hingga
kembali putih bersih!."
tiba tiba tubuh Ara tersedot kembali pada pusaran cahaya,kini dia
berada di depan kamar kecil paling ujung tetap dalam kegelapan malam.
Pintu kamar mandi terbuka,di depan bak mandi Andini menangis dengan
sebuah buku harian terbuka.punggungnya terguncang guncang,tiba tiba
Andini terdiam,melekatkan tatapannya pada cermin,ada Arman di
sana..tangannya menggegam sesuatu.
,"pembunuh..kau membunuh prita!."teriak cowok itu,Andini
berbalik,mundur ke belakang,air matanya meleleh
,"kamu jahat..kau pikir aku tidak tahu perbuatanmu,aku di sana,tapi
terlalu jauh hingga aku tak sanggup mencegahnya!."seru cowok itu yang
ketika semakin mendekat, wajahnya ternyata berlumuran darah.
Andini mundur selangkah lagi ke belakang
,"aku menciuminya dan meminta,"prita..jangan mati!."aku seharusnya
menikahinya,"desisnya lirih ,tiba tiba tersungging senyum di wajahnya
membuat Andini ketakutan.
Tiba tiba dia mengayunkan kaca spion yang di pegangnya ke kepala
Andini,darah mengucur dari lukanya.Ara tak kuasa mencegah..Arman
mendorong Andini ke bak mandi tersebut,memegang kepalanya agar tidak
dapat muncul lagi untuk menghirup udara,untuk beberapa detik.. kepala
Andini masih bergerak,lalu diam untuk selamanya dengan kepala berambut
yang mengambang di antara air bercampur merah darah.
Dan kali ini dia memberanikan membuka mata saat ketiga kalinya cahaya
yang menyilaukan pupil matanya itu menyeretnya,tubuhnya lemas,dia
berada kembali di depan kamar kecil dengan pemandangan yang berbeda
karena kini kamar kecilnya sudah berjumlah 5 buah bukan 3 buah seperti
dulu dan tetap kamar kecil itu jadi yang paling ujung.
Kesurupan Cinta bag 19(Teratai 3 Hati).
,"terima kasih pak,saya permisi dulu,"
,"ya..bapak doakan agar pripta tidak menghantuimu,mungkin baiknya di
adakan tahlilan di sekolah,"
,"ya pak,usul bapak akan saya sampaikan saya pak ridwan agar segera di
laksanakan,".
Ara terus melihat ke jalan raya,tidak tampak satu angkot pun yang
lewat,apa ada jalan rusak ya?."tanyanya dalam hati..dia terlihat resah
karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30.Maghrib telah lewat..Ara
memutuskan kembali ke rumah Pak Harun tapi sebelumnya dia ingin
menelepon Lia agar menjemputnya.Ara menyeberangi jalan menuju boks
telepon di seberang jalan.Tangannya tergesa gesa memasukkan koin ke
lubang kecil.Jarinya menekan nomor nomor.
,"hallo..Lia,ini ara!."
,"ara ada apa?."kau di mana?."
napas Ara tersengal sengal.Dadanya penuh udara.Dia merasa ada sesosok
tubuh di belakangnya.
,"ara kamu kenapa?."suara Lia di ujung telepon terdengar cemas.
,"lia..lia,"suara telepon terputus.Koin Ara sudah habis,tubuh Ara
melorot.memeluk lutut.gagang telepon di biarkan menggantung,ketakutan
menyergap dirinya karena tubuhnya di kelilingi kabut.
Tiba tiba kegelapan datang,Ara bingung.Dari ujung pandangan secercah
cahaya merambat.makin lama makin cepat,hendak menabrak tubuh
Ara.spontan Ara menutup wajah dengan kedua tangannya.Napas Ara
memburu.Pelan pelan tangannya membuka.Dia mendapati dirinya telah
berada di kelas.Ara mengedarkan pandangan dengan masih
kebingungan,seorang cewek cantik sedang duduk di bangku,menulis
sesuatu,Ara mengenal buku itu dan cewek itu siapa,oh ya..ara
mengenalinya,dia yang terlihat dalam mimpi mimpi Ara.Dialah Prita
Wulandari.Wajahnya terlihat sedih.
Ara bisa melihat apa yang di tulisnya
,"andini maafin aku,tak ada setitikpun maksud hatiku untuk
menyakitimu..tetapi cinta telah membutakan hatiku,sekali lagi aku
minta maaf..semoga kau tenang di alam sana,"
Tiba tiba dari arah pintu sosok cewek yang lain berdiri dengan tatapan
penuh dendam.Pelan pelan dia mendekati Prita dengan langkah tanpa
suara,prita tidak menyadari kehadirannya.
Tiba tiba tangan cewek itu terangkat ke atas,sebuah gunting dengan
ujung tajam berkilat.Ara tercekat,berusaha berteriak tapi mulutnya tak
bergerak.Kakinya ingin melangkah,tetapi lumpuh.Dengan kekuatan dendam
cewek itu ingin menusuk gunting itu di leher Prita tapi kali ini Prita
menyadarinya,dia segera menendang kaki cewek penyerang itu sampai
jatuh dan berlari menuju pintu,namun saat berlari dan melihat wajah
cewek itu,Prita tampak tak percaya
,"andini..kau sudah mati!."teriaknya berlari ketakutan melewati
koridor,menyeberangi lapangan, dengan Andini mengejarnya dari
belakang,menerjang hujan deras,kilatan petir membias wajahnya yang
pucat seperti terang lampu neon yang hampir padam
padam..
terang..
padam kembali.
Riuh ranting yang di terpa angin saling bertabrakan,keributan itu
semakin memacu langkah kakinya,dia tak peduli hujan deras membasahi
kulitnya,Andini di belakangnya memaksanya terus bergerak dan berlari.
Dan napasnya semakin tersengal saat dia kesulitan membuka pintu pagar
sekolah ini,kepanikan membuatnya tak bisa berpikir jernih.Saat ia
berhasil membuka pintu pagar sekolah,cepat cepat dia berlari.Tiba tiba
kakinya terasa beku tidak bisa di gerakkan karena tersangkut akar
pohon besar ini dalam hawa dingin yang menyerang.
,"ya..bapak doakan agar pripta tidak menghantuimu,mungkin baiknya di
adakan tahlilan di sekolah,"
,"ya pak,usul bapak akan saya sampaikan saya pak ridwan agar segera di
laksanakan,".
Ara terus melihat ke jalan raya,tidak tampak satu angkot pun yang
lewat,apa ada jalan rusak ya?."tanyanya dalam hati..dia terlihat resah
karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30.Maghrib telah lewat..Ara
memutuskan kembali ke rumah Pak Harun tapi sebelumnya dia ingin
menelepon Lia agar menjemputnya.Ara menyeberangi jalan menuju boks
telepon di seberang jalan.Tangannya tergesa gesa memasukkan koin ke
lubang kecil.Jarinya menekan nomor nomor.
,"hallo..Lia,ini ara!."
,"ara ada apa?."kau di mana?."
napas Ara tersengal sengal.Dadanya penuh udara.Dia merasa ada sesosok
tubuh di belakangnya.
,"ara kamu kenapa?."suara Lia di ujung telepon terdengar cemas.
,"lia..lia,"suara telepon terputus.Koin Ara sudah habis,tubuh Ara
melorot.memeluk lutut.gagang telepon di biarkan menggantung,ketakutan
menyergap dirinya karena tubuhnya di kelilingi kabut.
Tiba tiba kegelapan datang,Ara bingung.Dari ujung pandangan secercah
cahaya merambat.makin lama makin cepat,hendak menabrak tubuh
Ara.spontan Ara menutup wajah dengan kedua tangannya.Napas Ara
memburu.Pelan pelan tangannya membuka.Dia mendapati dirinya telah
berada di kelas.Ara mengedarkan pandangan dengan masih
kebingungan,seorang cewek cantik sedang duduk di bangku,menulis
sesuatu,Ara mengenal buku itu dan cewek itu siapa,oh ya..ara
mengenalinya,dia yang terlihat dalam mimpi mimpi Ara.Dialah Prita
Wulandari.Wajahnya terlihat sedih.
Ara bisa melihat apa yang di tulisnya
,"andini maafin aku,tak ada setitikpun maksud hatiku untuk
menyakitimu..tetapi cinta telah membutakan hatiku,sekali lagi aku
minta maaf..semoga kau tenang di alam sana,"
Tiba tiba dari arah pintu sosok cewek yang lain berdiri dengan tatapan
penuh dendam.Pelan pelan dia mendekati Prita dengan langkah tanpa
suara,prita tidak menyadari kehadirannya.
Tiba tiba tangan cewek itu terangkat ke atas,sebuah gunting dengan
ujung tajam berkilat.Ara tercekat,berusaha berteriak tapi mulutnya tak
bergerak.Kakinya ingin melangkah,tetapi lumpuh.Dengan kekuatan dendam
cewek itu ingin menusuk gunting itu di leher Prita tapi kali ini Prita
menyadarinya,dia segera menendang kaki cewek penyerang itu sampai
jatuh dan berlari menuju pintu,namun saat berlari dan melihat wajah
cewek itu,Prita tampak tak percaya
,"andini..kau sudah mati!."teriaknya berlari ketakutan melewati
koridor,menyeberangi lapangan, dengan Andini mengejarnya dari
belakang,menerjang hujan deras,kilatan petir membias wajahnya yang
pucat seperti terang lampu neon yang hampir padam
padam..
terang..
padam kembali.
Riuh ranting yang di terpa angin saling bertabrakan,keributan itu
semakin memacu langkah kakinya,dia tak peduli hujan deras membasahi
kulitnya,Andini di belakangnya memaksanya terus bergerak dan berlari.
Dan napasnya semakin tersengal saat dia kesulitan membuka pintu pagar
sekolah ini,kepanikan membuatnya tak bisa berpikir jernih.Saat ia
berhasil membuka pintu pagar sekolah,cepat cepat dia berlari.Tiba tiba
kakinya terasa beku tidak bisa di gerakkan karena tersangkut akar
pohon besar ini dalam hawa dingin yang menyerang.
Kesurupan Cinta bag 18(Teratai 3 Hati).
,"oh ya,soal kematian pripta wulandari,orang yang paling tahu adalah
pak harun,kepala sekolah yang berdinas kala itu,ibu pernah berjumpa
dengan beliau yang menyatakan masih tinggal di rumahnya yang lama,biar
nanti ibu catatkan alamatnya,"
,"baiklah,bu.terima kasih atas informasi yang ibu berikan..,"ucap Lia
di ikuti anggukan Ara sambil menerima catatan alamat Pak Harun.
,"semoga kau berhasil,nak,"ucap Miranti dengan terharunya menepuk
nepuk punggung kedua anak didiknya bergantian saat di antarkannya
sampai ke teras rumahnya.
,"yah,mudah mudahan saja,Bu,"ucap keduanya dengan kepala terangguk.
Minggu pagi yang cerah,akhirnya Ara tiba di rumah mantan kepala
sekolahnya yang terletak jauh di pinggir kota,tanpa di temani Lia dan
Ana,mereka lagi sibuk dengan keluarganya.
Halaman rumahnya di tumbuhi bunga bunga beraneka warna,begitu indah
dan semarak.Dari dua orang cewek muda yang di lihatnya sedang
merangkai karangan bunga,Ara dapat memperkirakan jenis usaha apa yang
di tekuni kepala sekolahnya pasca pensiun.
,"selamat pagi,benarkah ini rumahnya pak harun?."tanyanya pada cewek
belia yang menyambut kedatangannya.cewek itu menganggukan kepalanya
dan mempersilahkannya untuk masuk ruang tamu sementara cewek itu
memanggilkan ayahnya.
Seorang lelaki setengah baya muncul dan sorot mata amat tajam
menyergap tubuh tamunya.
,"selamat pagi,pak harun.perkenalkan saya ara,"ucap Ara sambil
mengulurkan tangannya.
,"ya,ada keperluan apa?."tanya Harun yang dengan kening mengernyit
menyambut uluran tangan tamunya.
,"saya adalah siswi SMU Tunas Persada.Maksud saya menemui bapak adalah
untuk meminta bantuan bapak,"
,"bantuan saya?.bantuan dalam hal apa?."tanya Harun curiga.
,"sebelumnya saya minta maaf karena permintaan bantuan saya akan
mengusik hati bapak,saya mohon bapak mendengarkan persoalan saya
terlebih dahulu,"pinta Ara
.
lantas perlahan lahan ,Ara menjelaskan segala sesuatunya,terakhir ia
menyampaikan petunjuk bu Miranti yang menyarankannya untuk menemui
mantan kepala sekolahnya.Tidak lupa Ara menjelaskan alasannya untuk
menyelidiki keberadaan hantu kamar kecil yang di perkirakan terkait
dengan kematian Prita Wulandari.
mendengar penjelasan Ara,Harun hanya menunjukkan reaksinya berupa
helaan napasnya yang berulang kali.
,"pak harun?."panggil Ara setelah lama di diamkan lelaki itu.
,"bertahun tahun lamanya saya ingin melupakan kejadian itu,tapi saya
tetap tidak bisa melupakan prita wulandari yang merupakan anak didik
kebanggaan kami,karena cinta harus terjadi peristiwa yang memilukan
sekaligus memalukan."
,"maaf..bapak,bisakah di jelaskan lebih detail?."tukas Ara agak rikuh.
,"ya,ya,akan ku jelaskan semuanya padamu,"ucapnya dengan suara bergetar.
Harun menuturkan,pada kala itu Prita,salah satu murid teladan merebut
pacar Andini,anak pindahan dari Ternate Maluku yang bernama Arman.
Andini marah besar,bahkan menyerang Prita sampai terluka dan mereka
terlibat beberapa bulan perang dingin sampai Andini memutuskan
mengalah dengan kembali pindah ke Ternate.
Dua bulan setelah Andini memutuskan pindah ke Ternate,terdengar kabar
kalau Andini menjadi salah satu korban kecelakaan kapal laut di laut
Maluku,seminggu setelahnya Prita di temukan bunuh diri menabrakan
tubuhnya ke pohon besar depan sekolah dan satu minggu kemudian,Arman
kecelakaan sampai meninggal saat mengendarai motor.
Dari rumor yang beredar,Prita di hantui arwah Andini hingga memutuskan
bunuh diri atau karena di hinggapi rasa bersalah pada Andini."
pak harun,kepala sekolah yang berdinas kala itu,ibu pernah berjumpa
dengan beliau yang menyatakan masih tinggal di rumahnya yang lama,biar
nanti ibu catatkan alamatnya,"
,"baiklah,bu.terima kasih atas informasi yang ibu berikan..,"ucap Lia
di ikuti anggukan Ara sambil menerima catatan alamat Pak Harun.
,"semoga kau berhasil,nak,"ucap Miranti dengan terharunya menepuk
nepuk punggung kedua anak didiknya bergantian saat di antarkannya
sampai ke teras rumahnya.
,"yah,mudah mudahan saja,Bu,"ucap keduanya dengan kepala terangguk.
Minggu pagi yang cerah,akhirnya Ara tiba di rumah mantan kepala
sekolahnya yang terletak jauh di pinggir kota,tanpa di temani Lia dan
Ana,mereka lagi sibuk dengan keluarganya.
Halaman rumahnya di tumbuhi bunga bunga beraneka warna,begitu indah
dan semarak.Dari dua orang cewek muda yang di lihatnya sedang
merangkai karangan bunga,Ara dapat memperkirakan jenis usaha apa yang
di tekuni kepala sekolahnya pasca pensiun.
,"selamat pagi,benarkah ini rumahnya pak harun?."tanyanya pada cewek
belia yang menyambut kedatangannya.cewek itu menganggukan kepalanya
dan mempersilahkannya untuk masuk ruang tamu sementara cewek itu
memanggilkan ayahnya.
Seorang lelaki setengah baya muncul dan sorot mata amat tajam
menyergap tubuh tamunya.
,"selamat pagi,pak harun.perkenalkan saya ara,"ucap Ara sambil
mengulurkan tangannya.
,"ya,ada keperluan apa?."tanya Harun yang dengan kening mengernyit
menyambut uluran tangan tamunya.
,"saya adalah siswi SMU Tunas Persada.Maksud saya menemui bapak adalah
untuk meminta bantuan bapak,"
,"bantuan saya?.bantuan dalam hal apa?."tanya Harun curiga.
,"sebelumnya saya minta maaf karena permintaan bantuan saya akan
mengusik hati bapak,saya mohon bapak mendengarkan persoalan saya
terlebih dahulu,"pinta Ara
.
lantas perlahan lahan ,Ara menjelaskan segala sesuatunya,terakhir ia
menyampaikan petunjuk bu Miranti yang menyarankannya untuk menemui
mantan kepala sekolahnya.Tidak lupa Ara menjelaskan alasannya untuk
menyelidiki keberadaan hantu kamar kecil yang di perkirakan terkait
dengan kematian Prita Wulandari.
mendengar penjelasan Ara,Harun hanya menunjukkan reaksinya berupa
helaan napasnya yang berulang kali.
,"pak harun?."panggil Ara setelah lama di diamkan lelaki itu.
,"bertahun tahun lamanya saya ingin melupakan kejadian itu,tapi saya
tetap tidak bisa melupakan prita wulandari yang merupakan anak didik
kebanggaan kami,karena cinta harus terjadi peristiwa yang memilukan
sekaligus memalukan."
,"maaf..bapak,bisakah di jelaskan lebih detail?."tukas Ara agak rikuh.
,"ya,ya,akan ku jelaskan semuanya padamu,"ucapnya dengan suara bergetar.
Harun menuturkan,pada kala itu Prita,salah satu murid teladan merebut
pacar Andini,anak pindahan dari Ternate Maluku yang bernama Arman.
Andini marah besar,bahkan menyerang Prita sampai terluka dan mereka
terlibat beberapa bulan perang dingin sampai Andini memutuskan
mengalah dengan kembali pindah ke Ternate.
Dua bulan setelah Andini memutuskan pindah ke Ternate,terdengar kabar
kalau Andini menjadi salah satu korban kecelakaan kapal laut di laut
Maluku,seminggu setelahnya Prita di temukan bunuh diri menabrakan
tubuhnya ke pohon besar depan sekolah dan satu minggu kemudian,Arman
kecelakaan sampai meninggal saat mengendarai motor.
Dari rumor yang beredar,Prita di hantui arwah Andini hingga memutuskan
bunuh diri atau karena di hinggapi rasa bersalah pada Andini."
Langganan:
Postingan (Atom)