TRANSLATE

Sabtu, 15 September 2012

Mawar Putih Dari Rangga 1.

Hujan telah usai membasahi tanah,pohon pohon yang beberapa hari ini
mulai layu kini mendapat energi lagi,hijau kembali,aku memandang semua
itu dari jendela ruang kerjaku,airmataku membasahi kedua
pipiku,teringat kemarin saat kedatangan pasien dari kota yang di
diagnosa terkena kanker otak,hidupnya sudah tidak lama lagi,kini pria
ini berada dalam perawatanku.
mataku menerawang jauh,aku membayangkan kejadian tujuh tahun lalu,saat
pria itu memintaku memutuskan pertunangan karena diriku bukan yang dia
cintai,ini semua karena kehendak orang tuanya,dulu dia masih bisa
kompromi tapi kini tidak lagi karena dia telah jatuh cinta pada
Sintia,gadis paling ganjen di SMA ku,dengan linangan airmata,aku
terpaksa menyetujuinya.
,"kak rangga,andai kau tahu hancurnya hatiku waktu itu karena benar
benar mencintaimu,"ucapku sendu.
ku coba menepis perasaan itu karena aku kini telah memiliki sandaran
hati,Dimas Prayoga,seorang dokter muda yang bertugas di pedalaman
Riau,akan kembali ke Pekanbaru dua bulan lagi.
,"aku harus memperlakukan kak rangga seperti pasien lain,persetan
dengan masa lalu kami,"
aku memasuki kamar kak Rangga,dia berdiri di dekat jendela,aku
berdehem,dia berbalik,mata kami saling berpandangan.
,"cinta hapsari,"panggilnya lembut.
aku tidak segera menjawab,hanya memandangnya,dia terlihat tampan khas
pria Bali karena kak Rangga keturunan bali tapi berwajah pucat
,"panggil aku dokter cinta,"ucapku ketus
dia memandangku sebentar,terlihat luka di matanya
,"maafkan aku dok,"ucapnya lirih
setelah itu,aku melaksanakan tugasku,kami sama sama diam.
aku bernyanyi riang menuju ruang kerjaku,di mejaku ada setangkai mawar
putih,aku mengambilnya,mataku terasa panas saat tahu siapa
pengirimnya,buru buru mencari orangnya,dia sedang menikmati udara pagi
,"kak rangga,apa maksudmu!,"teriakku marah,melempar mawar putih itu ke
tanah,dia tersenyum lalu memungutnya.
,"dok,sampai aku mati,setiap hari aku akan mengirimkan setangkai mawar
putih untukmu,"ucapnya sendu
hatiku terpengaruh,mataku berkaca kaca,aku melangkahkan kakiku
meninggalkan tempat itu.
setiap hari sejak peristiwa itu,aku menerima setangkai mawar
putih,lalu ku taruh di bawah meja,tidak ada gunanya berdebat dengan
orang yang segera di hampiri maut.
Malam mulai datang,aku mengendarai mobilku,melewati hutan ini,berdoa
agar si pengidap
penyakit jiwa yang selalu menggodaku itu tidak muncul tapi apa yang ku
takutkan terjadi,dia tiba tiba muncul di depanku.
rasanya aku ingin menabraknya,tapi karena menyadari itu tidak baik,aku
turun untuk membujuknya
,"ayo mas bandi,jangan halangi jalanku,"ucapku lembut
dia hanya tertawa,menodongkan senapan ke arahku
,"diam,ikuti perintahku,atau senapan ini akan mengenai pelipismu!,"
aku memandangnya
tidak percaya kalau senapannya asli,tapi dia menarik pelatuknya
dan menembak seekor burung di dahan pohon yang langsung jatuh dengan
perut tertembus peluru
,"sial,jangan jangan ini orang gila mantan tentara!,"makiku dalam
hati,terpaksa mengikutinya,kami melewati pinggiran sungai,sampai di
sebuah rumah kayu beratap alang alang,dia membawaku ke salah satu
pojok ruangan.
aku menjerit,dia segera menyumpal mulutku dengan kain
,"cah ayu,diam sebentar di situ,aku cari makanan dulu
untukmu,"ucapnya,lalu tertawa keras khas orang gila,membuatku bergidik
ngeri.
Bulan menggantung di langit malam,aku baru saja bersantap dengan ubi jalar
bakar,memandang pintu dengan linangan airmata.
,"ya tuhan,tolonglah aku kak dimas,di mana kamu!,"jeritku dalam hati
,
tanpa ku minta bayangan kak Rangga terlintas di pelupuk mataku.
tak berapa lama,pintu rumah terbuka,sesosok wajah muncul,dia memberi
isyarat padaku agar diam, mengendap ngendap menuju ke tempatku di
sekap membuka ikatan,sumpal mulutku.kami dengan hati hati berjalan
meninggalkan gubuk itu sebelum Bandi yang tertidur bangun.
kak Rangga menyuruhku naik montor yang dia bawa
,"kak rangga,kita ke tempat mobilku,"ucapku lembut
,"mobilmu sudah hilang,karena itu orang orang kehilangan
jejakmu,untung aku bisa menemukan sapu tanganmu,masih sama ya bu
dokter seperti waktu masih SMA,"
aku tersenyum mendengarnya,bahagia dia mengingatku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar